Dalam pembuatan kompos harus memperhatikan beberapa hal antara lain : (susunan bahan mentah, suhu dan ketinggian timbunan kompos, pengaruh nitrogen, kelembaban dan pengadukan).
1). Susunan bahan mentah
Sampai pada batas tertentu, semakin kecil ukuran potongan bahan mentahnya, maka semakin cepat pula waktu pembusukannya. Hal ini disebabkan karena semakin banyak permukaan yang tersedia bagi bakteri pembusuk untuk menyerang dan menghancurkan bahan –bahan baku tersebut. Walaupun demikian, kalau pemotongan bahan baku yang terlalu kecil justru membuat timbunan bahan kompos tersebut menjadi padat dan mampat tidak terkena udara, sehingga dapat menghambat proses terjadi kompos. Oleh karena itu dalam pembuatan kompos agar dapat berjalan lancar, untuk memotong bahan baku agar tidak terlalu kecil perlu adanya alat pemotong atau mesin pencacah yang dirancang sedemikian rupa sehingga ukuran sesuai dengan harapan. Dengan adanya alat atau mesin pencacah yang berfungsi untuk memncacah bahan –bahan baku kompos tersebut, maka proses pembuatan kompos akan lebih cepat. Alat atau mesin pencacah tersebut dapat berfungsi mencacah atau memotong ranting-ranting , dedaunan yang ukurannya besar menjadi kecil sesuai dengan harapan.
Sebaiknya bahan baku kompos terdiri bahan –bahan yang mudah terurai, jangan membuat kompos bahan bakunya dari plastik, kayu/papan yang ukurannya terlalu besar, batu, kerikil dan lain-lain. Karena bahan tersebut akan susah terurai. Disamping itu susunan bahan mentah sebaiknya dari bahan –bahan campuran , ada bahan baku yang kering dan ada bahan baku yang basah, hal ini bertujuan agar proses pembuatan kompos cepat terjadi.
Kompos yang bermutu hanya dapat dihasilkan dari bahan organik yang bermutu tinggi. Nisbah karbon dan Nitrogen (C/N) merupakan aspek kualitas bahan yang penting. Mikroorganisma membutuhkan karbon dan nitrogen untuk menyusun protein. Nisbah C/N yang ideal untuk perkembangbiakan mikroorganisma adalah 30/1 yaitu 30 bagian C dan 1 bagian N dari total bobot.
Beberapa macam jenis bahan organik yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan kompos diantaranya :pangkasan rumput, gulma/tanaman pengganggu, dedaunan,limbah buah, limbah makanan, limbah pertanian, serbuk gergaji, kotoran sapi, kotoran domba/kambing, kotoran ayam, limbah peternakan ( urine sapi, domba/kambing, kelinci ) dan lain-lain. Dari masing-masing bahan baku kompos tersebut kandungan dan susunan C/N dan kelembabannya berbeda-beda. Limbah peternakan khususnya pupuk kandang kaya akan N kira-kira 1,75 %, baik untuk pencampuran dengan bahan organik lainnya.
2). Suhu dan ketinggian timbunan kompos
Pengontrolan atau pengaturan panas dalam proses pembuatan kompos sangat penting. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya suhu dalam timbunan kompos adalah tingginya timbunan itu sendiri. Timbunan yang terlalu sedikit tidak baik dalam pembuatan kompos begitu sebaliknya timbunan yang terlalu tinggi juga tidak baik.Timbunan kompos yang terlalu sedikit panas akan cepat hilang dan sebaliknya apabila timbunan terlalu banyak/tinggi panas yang dihasilkan juga terlalu tinggi. Timbunan kompos yang baik adalah antara 1,25 sampai 2 meter.
Timbunan kompos yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan bahan kompos tersebut menjadi padat atau memadat, karena berat bahan kompos itu sendiri, akibatnya suhu menjadi tinggi dan udara di dasar timbunan menjadi kurang. Panas yang terlalu tinggi dalam timbunan kompos dapat menyebabkan kematian bakteri yang kita inginkan. Sedangkan kekurangan udara di dasar timbunan kompos dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri anaerobik yang baunya tidak enak.
Pada timbunan kompos tersebut terjadi proses dekomposisi bahan organik yaitu proses penguraian bahan organik oleh aktivitas mikroorganisma yang menghasilkan senyawa-senyawa sederhana ( unsur hara), humus dan energi.
Reaksi umumnya sebagai berikut :
Bahan Aktivitas
- ---------------------- CO2 + H20 + Hara + Humus + Energi
Organik Mikroorganisma
Hara yang dihasilkan berupa nitrogrn (N), posfor (P),kalium (K), belerang (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan unsur mikro.
3). Pengaruh nitrogen
Timbunan kompos yang bernitrogen terlalu sedikit, tidak akan menghasilkan panas untuk membusukkan material dengan cepat. Tetapi kadar karbon atau nitrogen yang tinggi bisa menyebabkan timbunan itu membusuk pelan-pelan lewat kerja zat-at organik suhu rendah.
Agar proses pembuatan kompos cepat terjadi pembusukan, maka bahan –bahan baku kompos harus dicampur . Misalnya dedaunan, pangkasan pohon, pangkasan dedauan dari kebun, seresah, sampah-sampah yang lunak dan lainya merupakan sumber nitrogen. Seandainya bahan baku kompos tidak ada bahan hijauan yang mengandung nitrogen, maka dalam pembuatan kompos tersebut dapat ditambah dengan pupuk organis
4). Kelembaban
Agar proses pembuatan kompos berhasil dengan baik, maka kelembaban perlu dijaga setiap harinya. Kelembaban timbunan kompos sebaiknya berkisar antara 40 sampai 60 %.Timbunan kompos tidak boleh terlalu becek, karena kelebihan air dapat menyebabkan volume udara jadi berkurang. Semakin basah timbunan kompos, sebaiknya harus sering dibalik atau diaduk. Hal ini bertujuan untuk mencegah pembiakan atau perkembangan bakteri anaerobik. Timbunan kompos dari bahan baku hijauan, pada awal permulaan tidak memerlukan air sama sekali, sedangkan untuk bahan baku dari ranting-ranting, cabang yang kering, rumput –rumputan, seresah yang kering, kita perlu menyiram pada saat membuat timbunan kompos. Pada daerah –daerah yang cuacanya kering atau panas , maka kita perlu menyiram timbunan kompos tersebut 3-4 kali sehari. Begitu sebaliknya pada daerah yang curah hujannya tinggi, kita perlu menjaga timbunan kompos tersebut jangan sampai basah dan becek akibat terkena air hujan. Untuk menghindari hal tersebut diatas, maka perlu diberi naungan agar proses pembuatan kompos dapat berhasil dengan baik.
5). Pengadukan
Proses pembuatan kompos perlu adanya kegiatan pembalikan/pengadukan. Dengan tujuan agar kompos cepat jadi. Kegiatan pengadukan pada proses pembuatan kompos apabila kondisi timbunan dalam kondisi basah, dapat menambah banyak udara, sedikit mengeringkan bahan baku kompos tersebut, dan dapat menghambat munculnya bakteri yang mempunyai sifat anaerobik. Ratusan species mikroorganisma terlibat dalam proses dekomposisi bahan organik dalam suatu timbunan kompos. Mikroorganisma ini ditemukan secara alamiah dalam kompos dan bekerja pada saat kelembaban dan konsentrasi oksigen menguntungkan. Untuk mendapatkan oksigen didalam timbunan kompos maka perlu dilakukan pembalikan. Disamping itu dengan melakukan pembalikan, kita bisa mengatur kembali susunan bahan baku yang tadinya diluar, bisa dipindah ditengah dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar