Kamis, 16 September 2010

PENCERNAAN PAKAN PADA TERNAK RUMINANSIA

Ternak ruminansia merupakan ternak yang efisien dalam pemanfaatan pakan. Ruminansia mampu memanfaatkan pakan dengan kualitas rendah dan kandungan serat kasar tinggi. Disamping itu juga, mampu membuat protein sendiri didalam tubuh dari NPN yang dihasilkan dari sumber N pakan. Akan tetapi, ruminansia cenderung boros energy, karena sekitar 7-8% hasil metabolism berbentuk methan harus dibuang dari dalam tubuh. Kelebihan methan dapat mengakibatkan kembung atau bloat atau timpani.
Pencernaan merupakan degradasi makromolekul menjadi mikromolekul atau hidrolisis polimer menjadi monomer atau penguraian zat yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana. Secara garis besar, pencernaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan mekanik merupakan pencernaan mengubah pakan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau sederhana. Pencernaan mekanik dilakukan dimulut dengan bantuan gigi. Rumus gigi sapi adalah sebagai berikut.
0I 0C 3PM 3M
4I 0C 3PM 3M
Keterangan:
I = Incicivus
C = Caninus
PM = Pre Molar
M = Molar

Dalam pencernaan mekanik ada beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: (1) Prehension yaitu proses pengambilan pakan, misalnya ternak sapi menggunakan bantuan lidah; (2) Mastikasi yaitu proses pengunyahan pakan, dengan tujuan untuk memperkecil volume pakan; (3) Salivasi yaitu proses membasahi pakan dengan saliva; dan (4) Deglutisi yaitu proses penelanan pakan. Ternak sapi merupakan ternak memamah biak, pakan yang telah dimakan akibat dari gerakan bolus pakan maka pakan dimuntahkan kembali kemulut untuk dilakukan remastikasi, reensalivasi dan redeglutisi.
  1. Pencernaan Fermentatif
Pencernaan fermentatif merupakan pencernaan yang menghasilkan produk yang jauh berbeda dengan senyawa asal. Pencernaan ini membutuhkan bantuan atau peran dari mikroba. Contohnya adalah protein setelah mengalami fermentasi berubah menjadi ammonia.
  1. Pencernaan Hidrolitik
Pencernaan hidrolitik merupakan pencernaan untuk menguraikan senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pencernaan ini umumnya dibantu oleh peran enzim. Contohnya adalah protein dirubah menjadi asam amino dan lemak dirubah menjadi gliserol dan asam lemak.
Pakan ternak ruminansia khususnya hijauan mengandung serat kasar yang tinggi. Contohnya pada rumput gajah, kandungan ligninnya tinggi, akan tetapi mempunyai kandungan selulosa dan hemiselulosa yang dapat dicerna oleh ternak sapi menjadi energi. Hasil proses fermentasi selulosa akan menghasilkan Acetat (C2), Propionat (C3), Butirat (C4), H2, CO2 dan Methan (CH4). Sedangkan hemiselulosa juga akan menghasilkan acetat, propionate, butirat, CO2, format dan H2. Methan merupakan zat yang harus dibuang dari tubuh lewat eruktasi. Degradasi selulosa dipengaruhi oleh kandungan lignin dan silika dalam hijauan, lama digesta isi rumen dan berkembang serta tumbuhnya mikroba rumen.
Ternak ruminansia membutuhkan serat kasar, jika kebutuhan serat kasar pada ternak ruminansia tidak tercukupi maka akan mengakibatkan: (1) Konsumsi pakan menjadi menurun; (2) Terjadi pergeseran abomasum atau displaced abomasum; (3) Rumen mengalami luka; dan (4) Turunnya kadar lemak susu pada ternak sapi perah.
Nutrien dalam tubuh ternak ruminansia yang berperan penting bagi kelangsungan hidup ternak ruminansia adalah karbohidrat, protein dan lemak. Nutrien mengalami metabolisme didalam rumen dan terjadi pada mikroba rumen. Sedangkan metabolisme pada jaringan dan organ berfungsi untuk menghasilkan produk ternak seperti daging dan susu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar