Kamis, 16 September 2010

ALTERNATIF DALAM LANGKANYA MINYAK TANAH

MADIUN -- Langkanya minyak tanah dan elpiji sejak beberapa pekan terakhir tidak dipermasalahkan oleh sebagian warga masyarakat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, karena mereka terutama kelompok peternak mulai menggunakan energi alternatif yaitu biogas.

Seperti yang dilakukan kelompok peternak Mardi Mulyo di Desa Banaran, Kecamatan Geger, para anggotanya telah memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk dijadikan biogas sebagai pengganti minyak tanah dan elpiji bagi keperluan memasak dan penerangan rumah.

Ketua Kelompok Peternak Mardi Mulyo Ahmadi, Selasa mengatakan biogas yang saat ini dimafaatkan merupakan hasil fermentasi yang dilakukannya beserta anggota kelompok peternak lainnya. "Saat ini biogas yang kami hasilkan mampu memenuhi kebutuhan kami sehari-hari," katanya.

Ia menyebutkan setiap lima ekor sapi, kotorannya yang diolah menjadi biogas bisa untuk memasak maupun penerangan rumah tiga keluarga. Menurut dia, penggunaan biogas sebagai energi alternatif terus dikembangkan terutama di kalangan anggota kelompok peternak. "Saat ini anggota kelompok peternak yang mengembangkan biogas sebanyak 117 orang," katanya.

Dia mengatakan sapi yang kotorannya dijadikan biogas adalah sapi bantuan pemerintah melalui APBD provinsi dan APBD kabupaten. Sedangkan dana bantuan untuk pembuatan instalasi biogas bersumber dari APBN.
"Sapi bantuan pemerintah yang saat ini dikembangkan sebanyak 23 ekor. Sedangkan bantuan dana untuk pembuatan instalasi biogas yang kami terima dari pemerintah pusat sebesar Rp20 juta," katanya.
Menurut dia, kotoran sisa pembuatan biogas bisa digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Sedangkan untuk pengembangan biogas, pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Madiun Sulhadi mengatakan pengembangan biogas di Madiun tidak hanya dilakukan Kelompok Peternak Mardi Mulyo, tetapi juga kelompok peternak lainnya. "Pengembangan biogas juga dilakukan Kelompok Peternak Sapi Pondok Pesantren Al-Basyariyah di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, dan Kelompok Peternak Sapi Sidoluhur, Desa Grobogan, Kecamatan Jiwan," katanya.
Menurut dia, dengan penggunaan kotoran ternak untuk biogas, diharapkan bisa memberi nilai lebih bagi kelompok peternak. Pihaknya menekankan kepada kelompok peternak untuk terus mengembangkan usaha itu, termasuk pengembangan pupuk organik.
"Daerah lain saja sudah bisa mengekspor pupuk organik berbentuk tablet, maka kami berharap dengan adanya pengembangan ini pupuk organik asal Kabupaten Madiun juga bisa diekspor,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar