Kamis, 16 September 2010

POTENSI GAS BIO POTENSI GAS BIO

Untuk mengatasi tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) yang makin memberatkan masyarakat, perlu dikembangkan bahan bakar alternatif yang bikin irit. Aplikasi energi biogas dapat membantu kehidupan masyarakat.
Dengan kompor biogas maka secara ekonomi pengeluaran perbulan dapat dihemat.
Gasbio atau biogas bisa dihasilkan dengan memroses kotoran ternak dan limbah pertanian lainnya. Bakteri-bakteri gasbio akan mengolah limbah tersebut untuk menghasilkan gasbio, sedang hasil sisanya dapat dimanfaatkan untuk pupuk dan makanan ikan. Gasbio dapat digunakan untuk memasak dengan menggunakan kompor gas atau untuk penerangan.

Mengingat potensi ternak secara nasional cukup banyak, yaitu 11,7 juta ekor sapi, 2,2 juta ekor kerbau, 440 ribu ekor kuda, 24,7 ekor kambing/domba, dan unggas pada tahun 2007, maka potensi gasbio yang dihasilkan juga besar.

Ke depan perlu ditingkatkan pemanfaatan gasbio sebagai salah satu alternatif energi yang ramah lingkungan. Karena, di samping berguna menyehatkan lingkungan, pengolahan limbah dari kotoran ternak mencegah penumpukan limbah yang menjadi sumber penyakit, bakteri dan polusi udara. Memasak dengan gas ini lebih bersih karena tidak berasap.

Sekadar berhitung, hasil kotoran ternak dari seluruh populasi di Indonesia cukup tinggi sebanyak 78 juta ton pertahun. Bila diproses gasbio yang dapat dipergunakan untuk memasak di rumah tangga petani peternak setara dengan 3.874 juta liter pertahun.

Pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dihasilkan 31 juta ton pertahun. Sesungguhnya, bangsa ini tidak perlu risau dengan krisis energi jika potensi energi terbarukan berupa gasbio dioptimalkan pemanfaatannya. Pembuatan dan penggunaan gasbio sebagai energi seperti layaknya energi dari kayu bakar, minyak tanah, gas, dan sebagainya sudah dikenal sejak lama, terutama di kalangan petani Inggris, Rusia dan Amerika Serikat. Dalam skala besar, gasbio dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Proses Anaerob

Gasbio adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Dalam keadaan hangat, basah dan kurang udara, bakteri akan mencerna sembarang bahan organik menghasilkan gas methana (CH4) yang mudah terbakar. Gas methana yang bergabung dengan karbondioksida (CO2) yang kemudian disebut biogas dengan perbandingan 65 : 35. Biogas jika dibakar dapat menghasilkan panas yang cukup tinggi dan cepat daya nyalanya. Apinya berwarna biru, tak berbau dan tak berasap jika dibakar.

Proses pengubahan sampah atau buangan menjadi gasbio memerlukan persyaratan tertentu. Pertama, isi yang terkandung dalam bahan. Hal ini menyangkut nilai atau bandingan antara unsur C (karbon) dengan unsur N (nitrogen) yang secara umum dikenal dengan nama rasio C/N. Perubahan senyawa organik dari sampah atau kotoran kandang menjadi CH4 dan CO2 memerlukan persyaratan rasio C/N antara 20 - 25.
Kedua, diperlukan air dalam proses pembuatan gasbio.

Jika hasil gasbio diharapkan sesuai persyaratan yang berlaku, maka bahan yang berbentuk kotoran kering maka perlu penambahan air. Tapi, berbeda kalau bahan yang akan digunakan berbentuk lumpur yang sudah mengandung bahan organik tinggi, semisal dari bekas dan sisa pemotongan hewan. Air berperan sangat penting di dalam proses biologis pembuatan gasbio.
Ketiga, temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut “kesenangan” hidup bakteri pemroses gasbio antara 27 - 28�C.

Keempat, kehadiran mikroorganisme pemroses, atau mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 dan CO2. Dalam kotoran ternak, sampah dan jerami, serta limbah lainnya, banyak terdapat jasad renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai.

Kelima, aerasi atau kehadiran udara (oksigen) selama proses. Dalam hal pembuatan gasbio maka udara sama sekali tidak diperlukan. Sebab, keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tak akan terbentuk.
Dari Kotoran Ternak

Gasbio, potensinya sungguh memadai dalam usaha diversifikasi energi. Syarat-syarat bahan isian berupa kotoran ternak adalah tidak terlalu kental, dalam kondisi segar, tercampur rata dengan air, serta bebas dari benda-benda keras, misal ranting, batu maupun rumput. Gasbio terdiri atas berbagai unsur gas, methana (60-70 persen), karbondioksida (20-25 persen), hidrogen sulfida (sekitar 7 persen), dan amoniak (sekitar 3 persen).
Potensi ekonomis gasbio sangat besar. Kesetaraan gasbio dengan sumber energi lain, yaitu satu meter kubik gasbio setara dengan elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar 0,52 liter, bensin 0,8 liter, kayu 3,5 kg. Di samping itu, pupuk kandang yang dihasilkan dari proses produksi biogas mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil.

Berdasar kebutuhan rumah tangga untuk keperluan memasak di dapur, maka rataan kebutuhan rumah tangga sebesar 1,23 liter minyak tanah dengan 4-6 anggota keluarga. Volume biodigester yang diperlukan sebesar 2 m3. Sesuai hitungan, potensi gasbio setara dengan minyak tanah 1,23 liter perhari dihasilkan oleh 2 ekor ruminansia besar (sapi/kerbau), atau 36 ekor ruminansia kecil (kambing/domba), atau 3 ekor kuda, 15 ekor babi, atau 363 ekor unggas. Sistem pemeliharaan ternak harus dikandangkan sehingga seluruh kotoran ternak dapat diproses ke dalam biodigester.

Pada gilirannya, melalui pemanfaatan gasbio berarti dapat menghindari pencemaran lingkungan dan memperkecil emisi salah satu gas rumah kaca (GRK), yaitu CH4 yang berasal dari limbah ternak. Dengan demikian, bisa mengurangi sumbangan terhadap pemanasan global yang berpotensi menimbulkan bencana lingkungan yang sangat merugikan kehidupan di bumi. (Ir Agus Wariyanto, SIP-80) Sumber:suaramerdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar